Pantun
Pantun ialah puisi lama yang terikat oleh syarat-syarat tertentu (jumlah baris, jumlah suku kata, kata, persajakan, dan isi).
Ciri-ciri pantun adalah
a. Pantun terdiri dari sejumlah baris yang selalu genap yang merupakan satu kesatuan yang disebut bait/kuplet.
b. Setiap baris terdiri dari empat kata yang dibentuk dari 8-12 suku kata (umumnya 10 suku kata).
c. Separoh bait pertama merupakan sampiran (persiapan memasuki isi pantun), separoh bait berikutnya merupakan isi (yang mau disampaikan).
d. Persajakan antara sampiran dan isi selalu paralel (ab-ab atau abc-abc atau abcd-abcd atau aa-aa)
e. Beralun dua
Berdasarkan bentuk/jumlah baris tiap bait, pantun dibedakan menjadi
a. Pantun biasa, yaitu pantun yang terdiri dari empat baris tiap bait.
b. Pantun kilat/karmina, yiatu pantun yang hanya tersusun atas dua baris.
c. Pantun berkait, yiatu pantun yang tersusun secara berangkai, saling mengkait antara bait pertama dan bait berikutnya.
d. Talibun, yaitu pantun yang terdiri lebih dari empat baris tetapi selalu genap jumlahnya, separoh merupakan sampiran, dan separho lainnya merupakan isi.
e. Seloka, yaitu pantun yang terdiri dali empat baris sebait tetapi persajakannya datar (aaaa).
Berdasarkan isinya, pantun dibedakan menjadi
a. Pantun anak-anak
- pantun bersuka cita
- pantun berduka cita
b. Pantun muda
- pantun perkenalan
- pantun berkasih-kasihan
- pantun perceraian
- pantun beriba hati
- pantun dagang
c. Pantun tua
- pantun nasehat
- pantun adat
- pantun agama
d. Pantun jenaka
e. Pantun teka-teki
CONTOH-CONTOH PANTUN
• Pantun Adat
Menanam kelapa di pulau Bukum
Tinggi sedepa sudah berbuah
Adat bermula dengan hukum
Hukum bersandar di Kitabullah
Ikan berenang didalam lubuk
Ikan belida dadanya panjang
Adat pinang pulang ke tampuk
Adat sirih pulang ke gagang
Lebat daun bunga tanjung
Berbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara adat pusaka
Bukan lebah sembarang lebah
Lebah bersarang dibuku buluh
Bukan sembah sembarang sembah
Sembah bersarang jari sepuluh
Pohon nangka berbuah lebat
Bilalah masak harum juga
Berumpun pusaka berupa adat
Daerah berluhak alam beraja
• Pantun Agama
Banyak bulan perkara bulan
Tidak semulia bulan puasa
Banyak tuhan perkara tuhan
Tidak semulia Tuhan Yang Esa
Daun terap di atas dulang
Anak udang mati dituba
Dalam kitab ada terlarang
Yang haram jangan dicoba
Bunga kenanga di atas kubur
Pucuk sari pandan Jawa
Apa guna sombong dan takabur
Rusak hati badan binasa
Asam kandis asam gelugur
Ketiga asam si riang-riang
Menangis mayat dipintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
• Pantun Budi
Bunga cina di atas batu
Daunnya lepas kedalam ruang
Adat budaya tidak berlaku
Sebabnya emas budi terbuang
Diantara padi dengan selasih
Yang mana satu tuan luruhkan
Diantara budi dengan kasih
Yang mana satu tuan turutkan
Apa guna berkain batik
Kalau tidak dengan sujinya
Apa guna beristeri cantik
Kalau tidak dengan budinya
Sarat perahu muat pinang
Singgah berlabuh di Kuala Daik
Jahat berlaku lagi dikenang
Inikan pula budi yang baik
Anak angsa mati lemas
Mati lemas di air masin
Hilang bahasa karena emas
Hilang budi karena miskin
Biarlah orang bertanam buluh
Mari kita bertanam padi
Biarlah orang bertanam musuh
Mari kita menanam budi
Ayam jantan si ayam jalak
Jaguh siantan nama diberi
Rezeki tidak saya tolak
Musuh tidak saya cari
Jikalau kita bertanam padi
Senanglah makan adik-beradik
Jikalau kita bertanam budi
Orang yang jahat menjadi baik
Kalau keladi sudah ditanam
Jangan lagi meminta balas
Kalau budi sudah ditanam
Jangan lagi meminta balas
• Pantun Jenaka
Pantun Jenaka adalah pantun yang bertujuan untuk menghibur orang yang mendengar, terkadang dijadikan sebagai media untuk saling menyindir dalam suasana yang penuh keakraban, sehingga tidak menimbulkan rasa tersinggung, dan dengan pantun jenaka diharapkan suasana akan menjadi semakin riang. Contoh:
Di mana kuang hendak bertelur
Di atas lata dirongga batu
Di mana tuan hendak tidur
Di atas dada dirongga susu
Elok berjalan kota tua
Kiri kanan berbatang sepat
Elok berbini orang tua
Perut kenyang ajaran dapat
Sakit kaki ditikam jeruju
Jeruju ada didalam paya
Sakit hati memandang susu
Susu ada dalam kebaya
Naik kebukit membeli lada
Lada sebiji dibelah tujuh
Apanya sakit berbini janda
Anak tiri boleh disuruh
Orang Sasak pergi ke Bali
Membawa pelita semuanya
Berbisik pekak dengan tuli
Tertawa si buta melihatnya
Jalan-jalan ke rawa-rawa
Jika capai duduk di pohon palm
Geli hati menahan tawa
Melihat katak memakai helm
Limau purut di tepi rawa,
buah dilanting belum masak
Sakit perut sebab tertawa,
melihat kucing duduk berbedak
jangan suka makan mentimun
karna banyak getahnya
hai kawan jangan melamun
melamun itu tak ada gunanya
• Pantun Kepahlawanan
Pantun kepahlawanan adalah pantun yang isinya berhubungan dengan semangat kepahlawanan
Adakah perisai bertali rambut
Rambut dipintal akan cemara
Adakah misai tahu takut
Kamipun muda lagi perkasa
Hang Jebat Hang Kesturi
Budak-budak raja Melaka
Jika hendak jangan dicuri
Mari kita bertentang mata
Kalau orang menjaring ungka
Rebung seiris akan pengukusnya
Kalau arang tercorong kemuka
Ujung keris akan penghapusnya
Redup bintang haripun subuh
Subuh tiba bintang tak nampak
Hidup pantang mencari musuh
Musuh tiba pantang ditolak
Esa elang kedua belalang
Takkan kayu berbatang jerami
Esa hilang dua terbilang
Takkan Melayu hilang dibumi
• Pantun Kias
Ayam sabung jangan dipaut
Jika ditambat kalah laganya
Asam digunung ikan dilaut
Dalam belanga bertemu juga
Berburu kepadang datar
Dapatkan rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagaikan bunga kembang tak jadi
Anak Madras menggetah punai
Punai terbang mengirap bulu
Berapa deras arus sungai
Ditolak pasang balik kehulu
Kayu tempinis dari kuala
Dibawa orang pergi Melaka
Berapa manis bernama nira
Simpan lama menjadi cuka
Disangka nenas ditengah padang
Rupanya urat jawi-jawi
Disangka panas hingga petang
Kiranya hujan tengah hari
• Pantun Nasihat
Kayu cendana di atas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang
Kemuning ditengah balai
Bertumbuh terus semakin tinggi
Berunding dengan orang tak pandai
Bagaikan alu pencungkil duri
Parang ditetak kebatang sena
Belah buluh taruhlah temu
Barang dikerja takkan sempurna
Bila tak penuh menaruh ilmu
Padang temu padang baiduri
Tempat raja membangun kota
Bijak bertemu dengan jauhari
Bagaikan cincin dengan permata
Ngun Syah Betara Sakti
Panahnya bernama Nila Gandi
Bilanya emas banyak dipeti
Sembarang kerja boleh menjadi
Jalan-jalan ke kota Blitar
jangan lupa beli sukun
Jika kamu ingin pintar
belajarlah dengan tekun
• Pantun Percintaan
Coba-coba menanam mumbang
Moga-moga tumbuh kelapa
Coba-coba bertanam sayang
Moga-moga menjadi cinta
Limau purut lebat dipangkal
Sayang selasih condong uratnya
Angin ribut dapat ditangkal
Hati yang kasih apa obatnya
Ikan belanak hilir berenang
Burung dara membuat sarang
Makan tak enak tidur tak tenang
Hanya teringat dinda seorang
Anak kera di atas bukit
Dipanah oleh Indera Sakti
Dipandang muka senyum sedikit
Karena sama menaruh hati
Ikan sepat dimasak berlada
Kutunggu di gulai anak seberang
Jika tak dapat di masa muda
Kutunggu sampai beranak seorang
Kalau tuan pergi ke Tanjung
Kirim saya sehelai baju
Kalau tuan menjadi burung
Sahaya menjadi ranting kayu.
Kalau tuan pergi ke Tanjung
Belikan sahaya pisau lipat
Kalau tuan menjadi burung
Sahaya menjadi benang pengikat
Kalau tuan mencari buah
Sahaya pun mencari pandan
Jikalau tuan menjadi nyawa
Sahaya pun menjadi badan.
• Pantun Peribahasa
Berakit-rakit kehulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
Ke hulu memotong pagar
Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Jangan jadi sesal kemudian
Kerat kerat kayu diladang
Hendak dibuat hulu cangkul
Berapa berat mata memandang
Barat lagi bahu memikul
Harapkan untung menggamit
Kain dibadan didedahkan
Harapkan guruh dilangit
Air tempayan dicurahkan
Pohon pepaya didalam semak
Pohon manggis sebasar lengan
Kawan tertawa memang banyak
Kawan menangis diharap jangan
• Pantun Perpisahan
Pucuk pauh delima batu
Anak sembilang ditapak tangan
Biar jauh dinegeri satu
Hilang dimata dihati jangan
Bagaimana tidak dikenang
Pucuknya pauh selasih Jambi
Bagaimana tidak terkenang
Dagang yang jauh kekasih hati
Duhai selasih janganlah tinggi
Kalaupun tinggi berdaun jangan
Duhai kekasih janganlah pergi
Kalaupun pergi bertahun jangan
Batang selasih mainan budak
Berdaun sehelai dimakan kuda
Bercerai kasih bertalak tidak
Seribu tahun kembali juga
Bunga Cina bunga karangan
Tanamlah rapat tepi perigi
Adik dimana abang gerangan
Bilalah dapat bertemu lagi
Kalau ada sumur di ladang
Bolehlah kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang
Bolehlah kita bertemu lagi
• Pantun Teka-teki
Kalau tuan bawa keladi
Bawakan juga si pucuk rebung
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa tanduk dihidung ?
Beras ladang sulung tahun
Malam malam memasak nasi
Dalam batang ada daun
Dalam daun ada isi
Terendak bentan lalu dibeli
Untuk pakaian saya turun kesawah
Kalaulah tuan bijak bestari
Apa binatang kepala dibawah ?
Kalau tuan muda teruna
Pakai seluar dengan gayanya
Kalau tuan bijak laksana
Biji diluar apa buahnya
Tugal padi jangan bertangguh
Kunyit kebun siapa galinya
Kalau tuan cerdik sungguh
Langit tergantung mana talinya ?
Read more...
Selasa, 04 Juni 2013
CONTOH SURAT
Pengertian Surat Secara umum
Surat adalah salah satu sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan informasi dari satu pihak (orang, instansi, atau organisasi) kepada pihak lain (orang, instansi, atau organisasi).
Jenis-Jenis Surat
Berdasarkan pemakaiannya surat dibagi atas tiga jenis, berikut.
1. Surat Pribadi
Surat pribadi adalah surat yang dipergunakan untuk kepentingan pribadi. Isi surat berhubungan dengan urusan pribadi. Contohnya surat seorang anak kepada orang tuanya atau surat kepada teman.
Surat Pribadi adalah Surat yang digunakan untuk kepentingan pribadi. Dapat juga dikatakan bahwa surat pribadi adalah surat yang dibuat dan dikirim seseorang kepada keluarga, teman, saudara atau seseorang yang sifatnya pribadi.
Ciri-ciri surat pribadi seperti berikut.
(1) Tidak menggunakan kop surat/kepala surat
(2) Tidak menggunakan nomor surat
(3) Salam pembuka dan penutup surat bervariasi
(4) Penggunaan bahasa bebas, sesuai dengan keinginan si penulis surat.
(5) Format surat bebas
2. Surat Resmi
Surat resmi ialah surat yang dipergunakan untuk kepentingan yang bersifat resmi, baik yang ditulis dari perseorangan, instansi, lembaga, maupun organisasi. Contohnya: surat undangan, surat pemberitahuan, dan surat edaran.
Surat Resmi adalah Surat yang digunakan untuk kepentingan resmi. Dapat juga dikatakan bahwa surat resmi adalah surat yang ibuat dan dikirim oleh suatu instansi/lembaga kepada seseorang atau instansi/lembaga lainnya.
Ciri-ciri surat resmi, seperti berikut.
(1) Menggunakan kepala surat jika yang mengeluarkannya adalah lembaga atau organisasi
(2) Menggunakan nomor surat, lampiran, dan perihal
(3) Menggunakan salam pembuka dan penutup yang lazim atau resmi, seperti: Assalamualikum, dengan hormat, hormat kami
(4) Menggunakan bahasa dengan ragam resmi atau baku
(5) Menggunakan cap/stempel jika berasal dari sebuah organisasi atau lembaga resmi
(6) Penulisan surat mengikuti format surat tertentu (tidak bebas)
3. Surat Dinas
Surat dinas ialah surat yang dipergunakan untuk kepentingan pekerjaan, tugas dari kantor, atau kegiatan dinas. Surat ini berasal dari instansi atau lembaga baik swasta maupun negeri. Contoh: surat tugas, surat perintah, memorandum, dan surat keputusan. Surat dinas yang berifat perseorangan ialah surat lamaran pekerjaan, surat permohonan izin, dan surat permohonan cuti.
Ciri-ciri surat dinas, seperti berikut.
(1) Menggunakan kop/kepala surat dan instansi atau lembaga yang bersangkutan
(2) Menggunakan nomor surat, lampiran, dan perihal
(3) Menggunakan salam pembuka dan penutup yang baku atau resmi, seperti : dengan hormat, hormat kami
(4) Menggunakan bahasa baku atau ragam resmi
(5) Menggunakan cap/stempel instansi atau kantor pembuat surat
(6) Format surat tertentu. Jika berasal dari instansi pemerintahan lazimnya menggunakan format surat resmi Indonesia baru atau format setengah lurus versi b.
Penggunaan Bahasa dalam Surat Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa penggunaan bahasa di dalam surat bergantung pada jenis pemakaian surat dan tujuan surat. Untuk surat pribadi, penggunaan bahasa bersifat subjektif, bergantung pada keinginan si penulisnya dan kepada siapa surat ditujukan. Menulis surat untuk orang tua tentu akan menggunakan bahasa lebih formal dan santun, berbeda dengan menulis surat untuk teman atau sahabat. Begitu pula dengan surat pribadi yang bersifat resmi seperti surat lamaran pekerjaan, surat permohonan izin, dan cuti. Meskipun bersifat pribadi, tapi karena ditujukan kepada sebuah instansi atau perusahaan tentu
penulis harus menggunakan bahasa yang resmi dan formal. Lain halnya dengan surat resmi dan surat dinas, penggunaan bahasa cenderung menggunakan kosakata baku dan struktur kalimat yang lengkap. Hal ini disebabkan karena surat resmi dan surat dinas dipergunakan untuk tujuan atau fungsi-fungsi yang bersifat resmi atau kedinasan.
Contoh surat pribadi:
Bandung, 1 Juni 2007
Menjumpai
Kakakku Wisnu
Di Jakarta
Assalamu’alaikum wr.wb.
Apa kabar, Kak? Sehat-sehat saja, kan? Maaf ya, Kak baru kali ini Rina baru bisa kirim kabar. Harap maklum, karena Rina sibuk belajar untuk menghadapi ujian akhir semester. Oh iya, bagaimana keadaan Kakak sekarang, mudah-mudahan selalu sehat juga baik-baik saja dan pekerjaan Kakak berjalan dengan lancar.
Ibu dan Bapak alhamdulillah kabarnya baik-baik saja. Mereka kirim salam buat Kakak dan mereka pesan supaya Kakak jaga kondisi tubuh dengan baik dan jangan lupa beribadah yang paling utama. Kak, Bapak dan Ibu sekarang aktif lho berolahraga. Mereka setiap pagi rajin jalan pagi, malah sekarang mereka ikut senam jantung sehat yang diadakan di lapangan RW kita. Kak, sebentar lagi, kan bulan Ramadhan. Kakak pulang ke Bandung atau tidak? Supaya kita bisa berkumpul kembali sama-sama berpuasa dan buka puasa bareng-bareng. Oh iya, Kak, kalau Kakak memang nggak bisa datang di bulan Ramadhan nanti, Rina harap kakak usahakan datang sebelum hari raya Idul Fitri, ya.
Kalau Kakak mau pulang ke Bandung, tolong sebelumnya kasih kabar dulu, ya. Supaya kita bisa jemput di stasiun. Kak, udahan dulu, ya. Kita di sini selalu berdoa kepada Allah supaya Kakak selalu diberikan kesehatan, kemudahan dalam pekerjaan, dan sukses selalu. Cukup sekian dulu, Kak, lain waktu disambung lagi.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Adikmu,
Ttd.
Read more...
CONTOH SURAT
Pengertian Surat Secara umum
Surat adalah salah satu sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan informasi dari satu pihak (orang, instansi, atau organisasi) kepada pihak lain (orang, instansi, atau organisasi).
Jenis-Jenis Surat
Berdasarkan pemakaiannya surat dibagi atas tiga jenis, berikut.
1. Surat Pribadi
Surat pribadi adalah surat yang dipergunakan untuk kepentingan pribadi. Isi surat berhubungan dengan urusan pribadi. Contohnya surat seorang anak kepada orang tuanya atau surat kepada teman.
Surat Pribadi adalah Surat yang digunakan untuk kepentingan pribadi. Dapat juga dikatakan bahwa surat pribadi adalah surat yang dibuat dan dikirim seseorang kepada keluarga, teman, saudara atau seseorang yang sifatnya pribadi.
Ciri-ciri surat pribadi seperti berikut.
(1) Tidak menggunakan kop surat/kepala surat
(2) Tidak menggunakan nomor surat
(3) Salam pembuka dan penutup surat bervariasi
(4) Penggunaan bahasa bebas, sesuai dengan keinginan si penulis surat.
(5) Format surat bebas
2. Surat Resmi
Surat resmi ialah surat yang dipergunakan untuk kepentingan yang bersifat resmi, baik yang ditulis dari perseorangan, instansi, lembaga, maupun organisasi. Contohnya: surat undangan, surat pemberitahuan, dan surat edaran.
Surat Resmi adalah Surat yang digunakan untuk kepentingan resmi. Dapat juga dikatakan bahwa surat resmi adalah surat yang ibuat dan dikirim oleh suatu instansi/lembaga kepada seseorang atau instansi/lembaga lainnya.
Ciri-ciri surat resmi, seperti berikut.
(1) Menggunakan kepala surat jika yang mengeluarkannya adalah lembaga atau organisasi
(2) Menggunakan nomor surat, lampiran, dan perihal
(3) Menggunakan salam pembuka dan penutup yang lazim atau resmi, seperti: Assalamualikum, dengan hormat, hormat kami
(4) Menggunakan bahasa dengan ragam resmi atau baku
(5) Menggunakan cap/stempel jika berasal dari sebuah organisasi atau lembaga resmi
(6) Penulisan surat mengikuti format surat tertentu (tidak bebas)
3. Surat Dinas
Surat dinas ialah surat yang dipergunakan untuk kepentingan pekerjaan, tugas dari kantor, atau kegiatan dinas. Surat ini berasal dari instansi atau lembaga baik swasta maupun negeri. Contoh: surat tugas, surat perintah, memorandum, dan surat keputusan. Surat dinas yang berifat perseorangan ialah surat lamaran pekerjaan, surat permohonan izin, dan surat permohonan cuti.
Ciri-ciri surat dinas, seperti berikut.
(1) Menggunakan kop/kepala surat dan instansi atau lembaga yang bersangkutan
(2) Menggunakan nomor surat, lampiran, dan perihal
(3) Menggunakan salam pembuka dan penutup yang baku atau resmi, seperti : dengan hormat, hormat kami
(4) Menggunakan bahasa baku atau ragam resmi
(5) Menggunakan cap/stempel instansi atau kantor pembuat surat
(6) Format surat tertentu. Jika berasal dari instansi pemerintahan lazimnya menggunakan format surat resmi Indonesia baru atau format setengah lurus versi b.
Penggunaan Bahasa dalam Surat Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa penggunaan bahasa di dalam surat bergantung pada jenis pemakaian surat dan tujuan surat. Untuk surat pribadi, penggunaan bahasa bersifat subjektif, bergantung pada keinginan si penulisnya dan kepada siapa surat ditujukan. Menulis surat untuk orang tua tentu akan menggunakan bahasa lebih formal dan santun, berbeda dengan menulis surat untuk teman atau sahabat. Begitu pula dengan surat pribadi yang bersifat resmi seperti surat lamaran pekerjaan, surat permohonan izin, dan cuti. Meskipun bersifat pribadi, tapi karena ditujukan kepada sebuah instansi atau perusahaan tentu
penulis harus menggunakan bahasa yang resmi dan formal. Lain halnya dengan surat resmi dan surat dinas, penggunaan bahasa cenderung menggunakan kosakata baku dan struktur kalimat yang lengkap. Hal ini disebabkan karena surat resmi dan surat dinas dipergunakan untuk tujuan atau fungsi-fungsi yang bersifat resmi atau kedinasan.
Contoh surat pribadi:
Bandung, 1 Juni 2007
Menjumpai
Kakakku Wisnu
Di Jakarta
Assalamu’alaikum wr.wb.
Apa kabar, Kak? Sehat-sehat saja, kan? Maaf ya, Kak baru kali ini Rina baru bisa kirim kabar. Harap maklum, karena Rina sibuk belajar untuk menghadapi ujian akhir semester. Oh iya, bagaimana keadaan Kakak sekarang, mudah-mudahan selalu sehat juga baik-baik saja dan pekerjaan Kakak berjalan dengan lancar.
Ibu dan Bapak alhamdulillah kabarnya baik-baik saja. Mereka kirim salam buat Kakak dan mereka pesan supaya Kakak jaga kondisi tubuh dengan baik dan jangan lupa beribadah yang paling utama. Kak, Bapak dan Ibu sekarang aktif lho berolahraga. Mereka setiap pagi rajin jalan pagi, malah sekarang mereka ikut senam jantung sehat yang diadakan di lapangan RW kita. Kak, sebentar lagi, kan bulan Ramadhan. Kakak pulang ke Bandung atau tidak? Supaya kita bisa berkumpul kembali sama-sama berpuasa dan buka puasa bareng-bareng. Oh iya, Kak, kalau Kakak memang nggak bisa datang di bulan Ramadhan nanti, Rina harap kakak usahakan datang sebelum hari raya Idul Fitri, ya.
Kalau Kakak mau pulang ke Bandung, tolong sebelumnya kasih kabar dulu, ya. Supaya kita bisa jemput di stasiun. Kak, udahan dulu, ya. Kita di sini selalu berdoa kepada Allah supaya Kakak selalu diberikan kesehatan, kemudahan dalam pekerjaan, dan sukses selalu. Cukup sekian dulu, Kak, lain waktu disambung lagi.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Adikmu,
Ttd.
Read more...
SEMANTIK BAHASA INDONESIA
BAB VI
RELASI MAKNA
A. Sinonimi
Secara etimologis, sinonimi berasal dari Yunani, yaitu onama yang berarti ‘nama’ dan syn yang berarti ‘dengan’. Berdasarkan asal-usul kata itu, sinonimi diartikan nama yang berbeda tetapi mengacu pada objek atau konsep yang sama. Contoh, ibu, emak, mama adalah mengacu kepada objek atau konsep yang sama, yaitu ‘orang tua perempuan’.
Meskipun makna satuan bahasa yang bersinonim itu umumnya sama, bentuk-bentuk yang bersinonim itu tetap memiliki nuansa perbedaan. Yang dimaksud nuansa perbedaan adalah perbedaan yang halus atau perbedaan yang tipis. Ullman (1985: 189) menyatakan secara tegas bahwa tidak ada satuan bahasa yang bersinonim secara mutlak. Kenyataan itu sesuai dengan prinsip semantik, yaitu bentuk yang berbeda mempunyai makna yang berbeda.
Sinonim tidak mutlak dapat dilihat pada contoh-contoh berikut ini. Contoh, meninggal dan mati bersinonim, tetapi ternyata tidak bersinonim di semua konteks. Dalam kalimat juru kunci makam itu sudah meninggal dan juru kunci makam itusudah mati kata meninggal dan kata mati dapat saling menggantikan sehingga bersinonim. Sebaliknya, dalam konteks kalimat pohon mangga saya sudah ..... kata meninggal dan mati tidak dapat saling menggantikan. Kalimat pohon mangga saya sudah mati bisa diterima. Sebaliknya, kalimat poho mangga sudah meninggal tidak dapat diterima.
B. Homonimi
Secara etimologis, homonimi berasal dari bahasa Yunani, yaitu homo yang berarti ‘sama’ dan onoma yang berarti ‘nama’. Berdasarkan etimologinya, homonimi dapat diartikan sebagai nama atau bentuk yang sama, tetapi mempunyai makna yang berbeda. Contoh, kata bisa dapat bermakna ‘dapat’ dan bermakna ‘racun’. Kata bisa itu bermakna ‘dapat atau bermakna ‘racun’ dapat diketahui secara pasti setelah kata bisa itu diletakkan dalam konteks kalimat.
Dalam kalimat Semua mahasiswa bisaˡ menjawab pertanyaan secara tepat, kata bisa bermakna ‘dapat’ Dalam kalimat bisa² ular itu sudah menyebar ke seluruh tubuh, kata bisa² bermakna ‘racun’. Kata bisa² yang bermakna ‘dapat’ adalah berkategori adverbia. Kata bisa² yang bermakna ‘racun’ berkategori nomina. Berdasarkan data di atas kata-kata yang berhomonim merupakan kata-kata yang berbeda.
C. Homofoni
Homofoni adalah bentuk hubungan satuan bahasa yang pelafalannya (bunyinya) sama, tetapi penulisannya berbeda dan maknanya pun berbeda. Satuan bahasa yang mempunyai hubungan homofoni disebut homofon. Contoh bank dengan bang, sanksi dengan sangsi mempunyai hubungan homofoni. Kata bank dengan ejaan b-a-n-k dilafalkan [baη] dengan makna ‘tempat menabung dan meminjam uang’. Kata bang dengan ejaan b-a-n-g juga dilafalkan [baη] dengan makna ‘kakak laki-laki. Kata bank dan bang merupakan kata yang berbeda yang mempunyai hubungan homofoni.
Perbedaan homonimi dan homofoni adalah kata-kata yang mempunyai hubungan homonimi ejaan sama dan pelafalannya (bunyinya) pun sama. Contoh bisaˡ ejaannya b-i-s-a dilafalkan [bisa]; bisa² ejaan b-i-s-a yang juga dilafalkan [bisa]. sebaliknya kat-kata yang mempunyai hubungan homofoni ejaannya berbeda, tetapi dilafalkan sama. Contoh sanksiˡ ejaannya s-a-n-k-s-i dilafalkan [saηsi]; kata sangsi ejaannya s-a-n-g-s-i juga dilafalkan [saηsi]. Persamaan antara homonimi dan homofoni adalah setiap kata yang mempunyai hubungan homonimi maupun homofoni mempunyai makna yang berbeda sehingga setiap anggota homonimi maupun homofini merupakan kata yang berbeda.
D. Homografi
Homografi adalah hubungan antara dua satuan bahasa atau lebih yang tulisannya sama, tetapi dilafalkan berbeda dan maknanya pun berbeda. Satuan bahasa yang mempunyai hubungan homografi disebut homograf. Contoh terasˡ dengan teras²; apelˡ dan apel²; mentalˡ dengan mental² merupakan satuan bahasa yang mempunyai hubungan homografi.kata terasˡ ditulis dengan huruf t-e-r-a-s yang dilafalkan [təras] dengan makna ‘inti atau tinggi’ seperti dalam kalimat sejumlah pejabat teras [təras] berkunjung di kota kami. Kata teras² ditulis dengan huruf t-e-r-a-s yang dilafalkan [teras] yang mempunyai makna ‘bagian bidang rumah di bagian luar yang tak berdinding yang biasanya untuk duduk-duduk’ seperti dalam kalimat aji dan arif sedang berada di teras [teras]. Kata terasˡ (adjektiva) yang bermakna ‘inti’ dan teras² (nomina) yang bermakna ‘bidang lantai rumah bagian luar, terbuka yang biasa untuk duduk-duduk’ merupakan kata yang berbeda.
Perbedaan homografi dengan homonimi adalah kata-kata yang mempunyai hubungan homografi ditulis dengan huruf yang sama, tetapi dilafalkan secara berbeda. Sebaliknya, kata-kata yang berhomonimi adalah kata-kata itu ditulis dengan huruf yang sama dan dilafalkan sama. Persamaan homografi dan homonimi adalah setiap kata-kata yang tergabung dalam kedua hubungan itu mempunyai makna yang berbeda sehingga merupakan kata yang berbeda.
Perbedaan antara homografi dan homofoni adalah kata-kata yang berhomografi ditulis dengan ejaan yang sama, tetapi dilafalkan secara berbeda. Sebaliknya, kata-kata yang tergabung dalam homofoni adalah kata-kata itu ditulis dengan huruf yang berbeda,tetapi dilafalkan sama. Persamaan antara homografi dan homofoni adalah setiap kata-kata yang mempunyai hubungan baik homografi maupun homofoni mempunyai makna yang berbedasehingga kata-kata itu merupakan kata yang berbeda.
E. Oposisi dan Antonimi
Secara paradikmatik, makna satuan bahasayang satu dengan yang lain dapat membentuk hubungan pertentangan makna atau kebalikan makna. Lyons (1997: 279) membedakan hubungan pertentangan makna menjadi dua yaitu oposisi dan antonomo. Oposisi adalah hubungan pertentangan makna antara satuan bahasa yang satu dengan yang lain yang tidak diikuti oleh perbedaan tingkat (gradasi). Lyons menyamakan oposisi ini dengan contradictories. Sebaliknya, antonimi adalah hubungan pertentangan makna atau kebalikan makna kata yang satu dengan makna kata yang lain yang mengandung perbedaan tingkat.
Kata ayah dengan ibu, hidup dengan mati, penjual dan pembeli, mempunyai hubugan oposisi karena kata-kata yang berpasangan itu mempunyai makna yang bertentangan atau berlawanan dan pertentangan atau perlawanan itu tidak mengandung gradasi. Contoh kata ayah ‘orang tua laki-laki’ berlawanan makna dengan kata ibu yang bermakna ‘orang tua perempuan’. Perlawana makna antara kata ayah dan ibu itu tidak mengandung gradasi atau peringkat,yang terbukti tidak lazim orang menyebut agak ayah atau agak ibu. Kata ayah dan ibu berlawanan makna secara mutlak sehingga bersifat komplementer atau saling melengkapi.
F. Hiponimi
Hiponimi berasal dari bahasa Yunani, yaituhypo yang berarti ‘dibawah’ dan onoma yang berarti ‘nama’. Secara etimologis, hiponimi dapat didefinisikan nama-nama yang berada dibawah nama tertentu. Kridalaksana (1993: 74) menjelaskan bahwa hiponimi adalah hubungan dalam semantik antara makna spesifik dan makna generik atau antara anggota taksonomi dan makna taksonomi, misalnya antara kucing, anjing, dan kambing disebut hiponim dari hewan; leksem hewan disebut disebut superordinat dari kucing, anjing, dan kambing. Kucing, anjing, dan kambing disebut kohiponim (sesama anggota hiponim dari nama atau kata tertentu).
G. Meronimi
Cruse (1986: 157 – 163) menjelaskan bahwa meronimi adalah hubungan butir leksikal yang satu dengan butir leksikal yang laindengan bentuk hubungan pokok dan bagian-bagiannya.
Perbedaan dan persamaan antara hiponimi dan meronimi adalah sebagai berikut ini. Meronimi merupakan hubungan kata umum - - khusus yang didasarkan pada hubungan pokok (keseluruhan) dengan bagian-bagiannya. Analisis hubungan meronimi menghasilkan suatu meronim yang merupakan nama-nama bagian dari keseluruhan bendaatau wujud tertentu. Sebaliknya, hiponimi adalah hubungan kata umum dan kata khusus berdasarkan hubungan atasan dan bawahannya. Hasil akhir analisis hiponimi adalah sejumlah hiponim yang berupa nama-nama suatu benda yang merupakan bawahan dari kata atau nama tertentu. Persamaan meronimi dan hiponimi adalah keduanya membentuk hubungan umum-khusus. Baik meronimi maupun hiponimi bermanfaat untuk menginfentarisasi berbagai leksem untuk entri suatu kamus. Hiponimi dan meronimi ini efektif untuk membentuk kamus rumpun atau kamus kelompok. Bagi siswa dan guru, konsep meronimi ini dapat digunakan sebagai cara untuk mengembangkan kosakata. Bagi pemakai bahasa secara umum, konsep meronimi dapat digunakan sebagai cara untuk memperluas kosakata dan memperdalam pemahaman tentang makna kata. Di samping itu, meronimi bermanfaat untuk melatih pemakai bahasa untuk melakukan penalaran dan klasifikasi secara tertib dan teliti.
H. Polisemi
Polisemi adalah kajian sebuah leksem atau sebuah satuan leksikal yang mempunyai makna lebih dari satu. Leksem atau satuan leksikal yang berpolisemi masih merupakan kata yang sama. Dengan kata laian, leksem-leksem yang berpolisemi itu mempunyai komponen makna dasar atau makna umum ang sama. Contoh, leksem kepala mempunyai komponen makna (+) mengendalikan, (+) terletak di atas/di depan, (+) manusia/hewan.
Perbedaan dan persamaan antara polisemi dan homonimi adalah sebagai berikut ini. Satuan leksikal yang berpolisemi maknanya masih sesua atau tidak bergeser dari makna dasarnya sehingga satuan leksikal yang berpolisemi merupakan leksem atau kata yang sama. Sebaliknya, satuan leksikal yang berhomonii maknanya berbeda sehingga satuan leksikal yang berhomonimi itu merupakan leksem atau kata yang berbeda. Persamaan antara polisemi dan homonimi adalah satuan leksikal baik yang berpolisemi maupun berhomonimi mempunyai bentuk yang sama, baik ejaan maupun pelafalannya.
BAB VII
KEAMBIGUITASAN DAN KERANCUAN MAKNA
A. Keambiguitasan makna
Keambiguitasan atau ketaksaan makna adalah kegandaan makna satuan bahasa yang disebabkan oleh struktur gramatikal satuan bahasa itu sehingga memungkinkan penafsiran ganda bagi pendengar atau penyimak (Kemson, 1995: 107 – 110). Contoh kalimat dukun melahirkan di tengah jalan adalah ambigu karena kalimat itu mengandung penafsiran ganda. Pertama kalimat dukun melahirkan di tengah jalan dapat ditafsirkan ‘orang yang mempunyai profesi sebagai dukunkhusu menangani orang melahirkan sedang beada di jalan. Kedua, kalimat dukun melahirkan di jalan dapat ditafsirkan ‘dukun sedang
Read more...
SINGKATAN bAKU
SINGKATAN BAKU
AQMS : Air Quality Monitoring System
ASS : Spekrometer Serapan Atom
AATHP : Agreement Transboundary Haze Pollution
ADB : Asian Development Bank
AFP : Asian Forest Partner
APBN : Anggaran Pembangunan Belanja Negara
API : Air Pollutant Index
APLI : Asosiasi Pengolah Limbah Indonesia
AL : Angkatan Laut
a.n. : Atas Nama
ATM : Anjungan Tunai Mandiri
Bpk : Bapak
BCA : Bank Central Asia
BEJ : Bursa Efek Jakarta
BES : Bursa Efek Surabaya
BH : Badan Hukum
BI : Bank Indonesia, Bahasa Indonesia
BK : Bung Karno
BKD : Badan Kepegawaian Daerah
BLBI : Badan Likuiditas Bank Indonesia
BNI : Bank Negara Indonesia
BPKP : Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
BPPN : Badan Penyehatan PerbankanNasional
BPS : Biro Pusat Statistik
BRI : Bank Rakyat Indonesia
BRM : Bendara Raden Mas, gelar bangsawan putra di Kraton Yogyakarta
BSI : Bina Sarana Informatika
BTN : Bank Tabungan Negara
BTI : Barisan Tani Indonesia
BUMN : Badan Usaha Milik Negara
B3 : Bahan Berbahaya dan Beracun
BBG : Bahan Bakar Gas
BKKH : Balai Kliring Keanekaragaman Hayati
BKSDA : Balai Konservasi Sumber Daya Alam
BMAL : Baku Mutu Air Limbah
BMEU : Baku Mutu Emisi Udara
BMG : Badan Meteorologi dan Geofisika
BPLHD : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
BPN : Badan Pertanahan Nasional
BPO : Bahan Perusak Ozon
BPPT : Badan Pengkajian dan Penerapan Tenologi
dll : dan lain-lain
Dr. : Doktor (gelar akademik)
dr. : dokter (profesi)
Dra. : Doktoranda
Drs. : Doktorandus
DAS : Daerah Aliran Sungai
DB : Demam Berdarah; Database
DDIi : Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
DIY : Daerah Istimewa Yogyakarta
DKI : Daerah Khusus Ibukota
DKJ : Dewan Kesenian Jakarta
DM : Diabetes Melitus
DPC : Dewan Perwakilan Cabang
DPD : Dewan Perwakilan Daerah
DPO : Daftar Pencarian Orang
DPR : Dewan Perwakilan Rakyat
DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
DPS : Daftar Pemilih Sementara
DPW : Dewan Pimpinan Wilayah
DAK : Dana Alokasi Khusus
DKP : Departemen Kelautan dan Perikanan
DME : Desa Mandiri Energi
GBK : Gelora Bung Karno
Gg : Gang
GNRHL : Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan
GRK : Gas Rumah Kaca
HKTI : Himpunan Kerukunan Tani Indonesia
HMI : Himpunan Mahasiswa Islam
HPBI : Himpunan Pencinta Bahasa Indonesia
HTI : Hisbut Tahrir Indonesia
HPH : Hak Penguasaan Hutan
ITB : Institut Teknologi Bandung
ITI : Institut Teknologi Indonesia
ITS : Institut Teknologi Sepuluh November
IPAL : Instalasi Pengolah Air Limbah
Ka. : Kepala
Kg : Kilogram
Km : Kilometer
KA : Kereta Api
KB : Keluarga Berencana
KKN : Kuliah Kerja Nyata
KKN : Korupsi Kolusi dan Nepotisme
KM : Kapal Motor
KIM : Kampanye Indonesia Menanam
KKH : Konvensi Keanekaragaman Hayati
KMA : Kriteria Mutu Air
KNLH : Kementrian Negara Lingkungan Hidup
LAN : Lembaga Administrasi Negara
LDII : Lembaga Dakwah Islam Indonesia
LEI : Lembaga Ekolabel Indonesia
LIPI : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
M. Hum. : Master Humaniora
M.A. : Mahkamah Agung
MADN : Majelis Adat Dayak Nasional
MLI : Masyarakat Linguistik Indonesia
M.M. : Magister Manajemen
MPR : Majelis Permusyawaratan Rakyat
MQ : Manajemen Qolbu
NIK : Nomor Induk Karyawan
NIP : Nomor Induk Pegawai
NIS : Nomor Induk Siswa
NISN : Nomor Induk Siswa Nasional
NU : Nahdatul Ulama
PGA : Pendidikan Agama
PKB : Partai Kebangkitan Bangsa
PKS : Partai Keadilan Sejahtera
PLN : Perusahaan Listrik Negara
PLTA : Pembangkit Listrik Tenaga Air
PLTD : Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
PNS : Pegawai Negeri Sipil
PP : Peraturan Pemerintah
Rp : Rupiah
RCTI : Rajawali Citra Televisi Indonesia
RI : Republik Indonesia
RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
RUU : Rencana Undang-undang
SOP : Standard Operation Perusahaan
SD : Sekolah Dasar
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SMA : Sekolah Menengah Atas
SDM : Sumber Daya Manusia
SLHI : Status Lingkungan Hidup Indonesia
TK : Taman Kanak-kanak
TKI : Tenaga Kerja Indonesia
TNI : Tentara Nasional Indonesia
UU : Undang-undang
WTS : Wanita Tuna Susila
WTN : Wahana Tata Nugraha
ZEE : Zona Ekonomi Eksklusif
AKRONIM BAKU
Amdal : Analisi Mengenai Dampak Lingkungan
APRI : Angkatan Perang Republik Indonesia
APRA : Angkatan Perang Ratu Adil
AKABRI : Akademi Angkata Bersenjata Republik Indonesia
AKMIL : Akademi Militer
AKPOL : Akademi Polisi
AKPER : Akademi Perawat
ALUTSISTA : Alat Utama Sistem Senjata
Arema : Arek Malang
AURI : Angkatan Udara Republik Indoesia
Balitbang : Badan Penelitian dan Pengembangan
Bappeda : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Bappenas : Badan perencanaan Pembangunan Nasional
Bawasprop : Badan pengawas Provinsi
Bawasda : badan pengawas Daerah
Bandara : Bandar Undara
Binus : Bina Nusantara
Buser : Buru Sergap
BAKOSURTANAL : Badan Koordinasi Survei Pemetaan Nasional
Bapedalda : Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah
Dandim : Komandan Komando Distrik Militer
Danun : Daftar Nilai Ujian Nasional
Danrem : Komandan Komando Resor Militer
Depag : Departemen Agama
Depdagri : Departemen Dalam Negeri
Depdiknas : Departemen Pendidikan Nasional
Dephankan : Departemen Pertahanan Keamanan
Depkes : Departemen Kesehatan
Depkominfo : Departemen Komunikasi dan Informasi
Deplu : Departemen Luar Negeri
Depnaker : Departemen Tenaga Kerja
Dirut : Direktur Utama
Dubes : Duta Besar
Dufan : Dunia Fantasi
Dephut : Departemen kehutanan
Gelora : Gelanggang Olahraga
Gerhan : Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Hardiknas : Hari Pendidikan Nasional (2 Mei)
Hartiknas : Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei)
Hiski : Himpunan sarjana Kesusastraan Indonesia
Jabar : Jawa Barat
Jabodetabek : Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi
Jagorawi : Jakarta Bogor Ciawi
Jakbar : Jakarta Barat
Jalinbar : Jalan Lintas Barat
Jamsostek : Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Kabidhumas : Kepala Bidang Hubungan Masyarakat
Kabin : Kepala Badan Intelijen Negara
Kapolda : Kepala Kepolisian Daerah
Kapolres : Kepala Kepolisian Resor
Kapolresta : Kepala Kepolisian Resor Kota
Kapoltabes : Kepala Kepolisian Kota Besar
Kapolri : Kepala Kepolisian Republik Indonesia
Kapolsek : Kepala Kepolisian Sektor
LAPAN : Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
Mabes : Markas Besar
Mendagri : Menteri Dalam Negeri
Mendiknas : Menteri Pendidikan Nasional
Menhan : Menteri Pertahanan
Monas : Monumen Nasional
Panwaslu : Panitia Pengawas Pemilihan Umum
Paspampres : Pasukan Pengamanan Presiden
Pelita : Pembangunan Lima Tahun
Pemilu : Pemilihan Umum
Perda : Peraturan Daerah
Polantas : Polisi Lalu-Lintas
Polairud : Polisi Air dan Udara
Polwan : Polisi Wanita
Poskamling : Pos Keamanan Lingkungan
Posko : Pos Komando
Posayandu : Pos Pelayanan Terpadu
Pusdiklat : Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
Puskesdes : Pusat Kesehatan Desa
Read more...
Langganan:
Postingan (Atom)